1.
Definisi malaikat
Menurut
bahasa “ مَلَا ئِكَةٌ “ bentuk jama’ dari “ مَلَكٌ “. Disebutkan bahwa
kalimat itu berasal dari kata “ أَلُوكَةُ “ (risalah), dan ada yang
menyatakan dari “ لأَ كَ “ (mengutus), dan ada pula yang berpendapat selain
dari keduanya.
Adapun
menurut istilah, malaikat adalah salah satu jenis makhluk Allah yang Ia
ciptakan khusus untuk taat dan beribadah kepada-Nya serta mengerjakan semua
tugas-tugasnya. Sebagaimana dijelaskan Allah dalam firman-Nya:
“Dan
kepunyaan-Nyalah segala yang di langit dan di bumi dan malaikat-malaikat yang
di sisi-Nya, mereka tiada mempunyai rasa angkuh untuk menyembah-Nya, dan
tiada (pula) mereka letih. Mereka selalu bertasbih malam dan siang tiada
henti-hentinya.” (QS. Al-Anbiya': 19-20)
Juga
sebagaimana firman Allah , “Dan mereka berkata, ‘Tiada yang Maha Pemurah
telah mengambil (mempunyai) anak’. Maha Suci Allah. Sebenarnya
(malaikat-malaikat itu) adalah hamba-hamba yang dimuliakan, mereka itu tiada
mendahului-Nya dengan perkataan dan mereka mengerjakan
perintah-perintah-Nya.” (QS. Al-Anbiya': 26-27)
2.
Kepercayaan manusia tentang malaikat sebelum masuk Islam
Orang-orang
pra-islam menyangka para malaikat itu anak-anak perempuan Allah
(Subhaanallah, Maha Suci Allah). Allah telah menjelaskan tentang
ketidaktahuan mereka dalam firman-Nya:
“Dan
mereka menjadikan malaikat-malaikat yang mereka itu adalah hamba-hamba Allah
Yang Maha Pemurah sebagai orang-orang perempuan. Apakah mereka menyaksikan
penciptaan malaikat-malaikat itu? Kelak akan dituliskan persaksian mereka dan
mereka akan dimintai pertanggungjawabannya.” (QS. Az-Zukhruf: 19)
Dan
sebagaimana dikisahkan dalam Al-Qur’an, “Atau Apakah Kami menciptakan
malaikat-malaikat berupa perempuan dan mereka menyaksikan(nya)? Ketahuilah
bahwa Sesungguhnya mereka dengan kebohongan mereka benar-benar mengatakan,
“Allah beranak”. dan sesungguhnya mereka benar-benar orang yang berdusta.”
(QS. Ash-Shafaat: 150-152)
3.
Beriman kepada malaikat
“Rasul telah beriman kepada Al-Quran yang
diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman.
Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan
rasul-rasul-Nya. (mereka mengatakan): “Kami tidak membeda-bedakan antara
seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya”, dan mereka mengatakan:
“Kami dengar dan Kami taat.” (mereka berdoa): “Ampunilah kami Ya Tuhan kami
dan kepada Engkaulah tempat kembali.”
(QS. Al-Baqarah: 285)
“Bukanlah
menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi
Sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari Kemudian,
malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi…“
(QS. Al-Baqarah: 177)
“… Dan barang siapa yang kafir kepada Allah,
malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan Hari Kemudian,
maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya.” (QS. An-Nisa': 136)
“Yaitu
engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya,
rasul-rasul-Nya dan hari akhir dan engkau beriman kepada takdir yang baik
maupun yang buruk.” (HR. Muslim, I/37 dan Al-Bukhari,
I/19-20)
.
4.
Macam-macam malaikat dan tugasnya
a.
Malaikat yang membawa wahyu (Ar-Ruh Al-Amin atau Jibril) .
“Dia dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin
(Jibril), ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara
orang-orang yang memberi peringatan.” (QS.
Asy-Syu’ara: 193-194)
“Sesungguhnya Al Qur’aan itu benar-benar
firman (Allah yang dibawa oleh) utusan yang mulia (Jibril), yang mempunyai
kekuatan, yang mempunyai kedudukan Tinggi di sisi Allah yang mempunyai ‘Arsy,
yang ditaati di sana (di alam malaikat) lagi dipercaya.” (QS. At-Takwir: 19-21)
b.
Malaikat hujan
Hal
ini ditunjukkan oleh hadits Muslim dan Abu Hurairah , dari Nabi , beliau
bersabda:
“Tatkala
seorang laki-laki berada di tengah lapang (gurun) dia mendengar suara di
awan, ‘Siramilah kebun fulan’, maka menjauhlah awan tersebut kemudian
menumpahkan air di suatu tanah yang berbatu hitam, maka saluran air di situ
–dari saluran-saluran yang ada- telah memuat air seluruhnya…” (HR.
Muslim, 4/2288).
Ini
menunjukkan bahwa curah hujan yang dilakukan malaikat sesuai dengan kehendak
Allah.
c.
Malaikat terompet (Israfil) .
Ia
meniupnya sesuai dengan perintah Allah dengan tiga kali tiupan; Tiupan
Faza’ (ketakutan), Tiupan Sha’aq (kematian), dan Tiupan Ba’ts (kebangkitan).
Begitulah yang disebut Ibnu Jarir dan mufassir lainnya ketika menafsiri
firman Allah :
“…di
waktu sangkakala ditiup. Dia mengetahui yang ghaib dan Nampak, dan Dialah
Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui.”
(QS. Al-An’am: 73)
“…kemudian ditiup lagi sangkakala, lalu Kami
kumpulkan mereka itu semuanya.”
(QS. Al-Kahfi: 99)
d.
malaikat maut.
“Katakanlah: “Malaikat maut yang diserahi
untuk (mencabut nyawa)mu akan mematikanmu, kemudian hanya kepada Tuhanmulah
kamu akan dikembalikan.” (QS.
As-Sajdah: 11)
Allah
juga berfirman, “Dan Dialah yang mempunyai kekuasaan tertinggi di
atas semua hamba-Nya, dan diutus-Nya kepadamu malaikat-malaikat penjaga,
sehingga apabila datang kematian kepada salah seorang di antara kamu, ia
diwafatkan oleh malaikat-malaikat Kami, dan malaikat- Malaikat Kami itu tidak
melalaikan kewajibannya.” (QS. Al-An’am: 61)
e.
Para malaikat penjaga Surga.
Allah
mengabarkan mereka ketika menjelaskan perjalanan orang-orang bertakwa
dalam firman-Nya:
“Dan
orang-orang yang bertakwa kepada Tuhan dibawa ke dalam surga
berombong-rombongan (pula). Sehingga apabila mereka sampai ke surga itu
sedang pintu-pintunya telah terbuka dan berkatalah kepada mereka
penjaga-penjaganya: “Kesejahteraan (dilimpahkan) atasmu. Berbahagialah kamu!
Maka masukilah surga ini, sedang kamu kekal di dalamnya”. (QS. Az-Zumar: 73)
f.
Malaikat Neraka.
Para
pemimpinnya ada 19 dan pemukanya adalah malaikat Malik . Hal ini ditunjukkan
oleh firman Allah ketika menyifati Neraka Saqar:
“Tahukah
kamu Apakah (neraka) Saqar itu? Saqar itu tidak meninggalkan dan tidak
membiarkan, (neraka Saqar) adalah pembakar kulit manusia. Dan di atasnya ada
sembilan belas (Malaikat penjaga). Dan tiada Kami jadikan penjaga neraka itu
melainkan dari Malaikat.” (QS.
Al-Mudatstsir: 27-31)
“Mereka berseru, ‘Hai Malik, biarlah Tuhanmu
membunuh kami saja’. Dia menjawab, ‘Kamu akan tetap tinggal (di Neraka ini).” (QS. Az-Zukhruf: 77)
g.
Malaikkat Penjaga
“Sama saja (bagi Tuhan), siapa diantaramu
yang merahasiakan ucapannya, dan siapa yang berterus-terang dengan ucapan
itu, dan siapa yang bersembunyi di malam hari dan yang berjalan (menampakkan
diri) di siang hari. Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu
mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas
perintah Allah.” (QS. Ar-Ra’d: 10-11)
“Dan Dialah yang mempunyai kekuasaan
tertinggi di atas semua hamba-Nya, dan diutus-Nya kepadamu malaikat-malaikat
penjaga…” (QS. Al-An’am: 61)
h.
Malaikat pencatatat amal
Mereka
adalah Al-Kiram Al-Katibun (para pencatat yang mulia). Mereka masuk dalam
golongan Hafadzhah (para penjaga), sebagaimana firman Allah :
“Apakah
mereka mengira, bahwa Kami tidak mendengar rahasia dan bisikan-bisikan
mereka? sebenarnya (kami mendengar), dan utusan-utusan (malaikat-malaikat)
Kami selalu mencatat di sisi mereka.”
(QS. Az-Zukhruf: 80)
Allah
juga menyatakan, “(Yaitu) ketika dua orang Malaikat mencatat amal
perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah
kiri. Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya
Malaikat Pengawas yang selalu hadir.” (QS. Qaaf: 17-18)
Juga,
“Padahal Sesungguhnya bagi kamu ada (malaikat-malaikat) yang mengawasi
(pekerjaanmu), yang mulia (di sisi Allah) dan mencatat (pekerjaan-pekerjaanmu
itu), mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Infithar: 10-12)
|
BELA DIRI HYBRID PONDOK GEDE BEKASI
|